Ginzberg, Ginsburg, Axelrad, dan
Herma (1951) pada umumnya dipandang sebagai ahli pertama yang melakukan
pendekatan terhadap teori pilihan okupasi (occupational choice) dari
sudut pandang perkembangan. Tim ini, yang terdiri dari seorang ekonom,
seorang psikiater, seorang sosiolog, dan seorang psikolog, melakukan
pengetesan dan mengembangkan sebuah teori pilihan okupasi.
Dalam mengembangkan teorinya, Ginzberg et al.
menginvestigasi secara empirik sejumlah sampel yang memiliki kebebasan
memilih suatu okupasi. Sampel tersebut terdiri dari laki-laki yang
berasal dari kelas menengah ke atas di daerah perkotaan, dari keluarga
Protestan atau Katolik keturunan Anglo-Saxon, yang tingkat pendidikanya
berkisar dari kelas enam hingga pasca-sarjana. Karena pemilihan sampel
tersebut sangat terbatas, maka konklusi hasil penelitian ini hanya dapat
diaplikasikan secara terbatas pula. Secara spesifik, pola perkembangan
karir perempuan dan etnik minoritas ataupun mereka yang berasal dari
daerah pedesaan dan kaum miskin tidak menjadi bahan pertimbangan. Oleh
karena itu, konklusi yang dihasilkan dari studi ini belum tentu dapat
diaplikasikan pada populasi selain dari yang diwakili oleh sampel yang
disebutkan.
Kelompok Ginzberg menyimpulkan bahwa pilihan
okupasional merupakan proses perkembangan, yang pada umumnya mencakup
kurun waktu selama enam hingga sepuluh tahun, yang dimulai dari sekitar
usia 11 tahun dan berakhir sesudah usia 17 atau awal masa dewasa.
Terdapat tiga periode atau tahapan dalam proses pemilihan okupasi yaitu
periode fantasy, tentative, dan realistic Dengan karakteristik sebagai
berikut.
Tahapan-tahapan atau Periode dalam Studi Ginzberg
Periode Usia Karakteristik. Fantasi Masa kanak-kanak (sebelum usia 11
tahun) Murni berorientasi bermain pada tahap awal. Menjelang akhir tahap
ini bermain menjadi berorientasi kerja. Tentatif Awal masa remaja (usia
11-17 tahun) Proses transisi yang ditandai oleh pengenalan secara
gradual terhadap persyaratan kerja. Pengenalan minat, kemampuan, imbalan
kerja, nilai dan perspektif waktu. Realistik Pertengahan masa remaja
(usia 17 tahun) hingga awal masa dewasa Pengintegrasian kapasitas dan
minat. Kelanjutan perkembangan nilai-nilai. Spesifikasi pilihan okupasi.
Kristalisasi pola-pola okupasi.
Menurut Ginzberg et al., selama periode fantasi,
kegiatan bermain secara bertahap menjadi berorientasi kerja dan
merefleksikan preferensi awal untuk jenis aktivitas tertentu. Berbagai
peran okupasional tercermin dalam kegiatan bermain, yang menghasilkan
pertimbangan nilai dalam dunia kerja. Periode tentatif terbagi ke dalam
empat tahap:
1. tahap minat, di mana
individu membuat keputusan yang lebih definitif tentang suka atau tidak
suka.
2. Tahap kapasitas untuk
menjadi sadar akan kemampuan sendiri yang terkait dengan aspirasi
vokasional.
3. Tahap nilai, yaitu masa
terbentuknya persepsi yang lebih jelas tentang gaya-gaya okupasional.
4. Tahap transisi, yaitu
saat di mana individu menyadari keputusannya tentang pilihan karirnya
serta tanggung jawab yang menyertai karir tersebut.
Periode
realistic terbagi ke dalam tiga tahap.
1. Tahap eksplorasi, yang
berpusat pada saat masuk ke perguruan tinggi. Pada tahap ini, individu
mempersempit pilihan karir menjadi dua atau tiga kemungkinan tetapi pada
umumnya masih belum menentu.
2. Kristalisasi, yaitu
ketika komitmen pada satu bidang karir tertentu sudah terbentuk. Jika
ada perubahan arah, itu disebut “pseudo-crystallization”.
3. Tahap spesifikasi,
yaitu bila individu sudah memilih suatu pekerjaan atau pelatihan profesi
untuk karir tertentu.
Kelompok
Ginzberg mengakui adanya variasi individual dalam proses pembuatan
keputusan karir. Pola individual perkembangan karir yang tidak sesuai
dengan sebayanya disebut menyimpang. Terdapat dua penyebab utama
penyimpangan itu, yaitu:
1. Keterampilan
okupasional yang sudah berkembang dengan baik secara dini sering
menghasilkan pola karir yang dini pula, yang menyimpang dari
perkembangan normal; dan
2. Timing untuk tahap
perkembangan realistic itu mungkin secara signifikan lebih lambat
datangnya sebagai akibat dari variable-variabel tertentu seperti
instabilitas emosi, berbagai masalah pribadi, dan kekayaan financial.
Dari penelitian ini muncul sebuah proses khas yang
sistematis yang didasarkan terutama pada pola penyesuaian diri remaja
yang mengarahkan individu ke pilihan okupasi. Pemilihan okupasi
merupakan proses bertahap yang dinilai secara subjektif oleh individu
yang bersangkutan dalam milieu sosiokulturalnya sejak masa kanak-kanak
hingga awal masa dewasanya. Pilihan okupasi itu dirumuskan selama
individu melalui tahapan-tahapan sebagaimana dideskripsikan dalam
penelitian ini. Pada saat keputusan vokasional tentatif dibuat,
pilihan-pilihan lain yang potensial dicoret.
Pada awalnya, Ginzberg et al. menyatakan bahwa proses
perkembangan pembuatan keputusan okupasional itu tidak dapat diputar
balik, yaitu bahwa individu tidak dapat kembali secara kronologis
ataupun psikologis ke masa lalu untuk mengubah keputusannya. Konklusi
ini kemudian dimodifikasinya: individu dapat mengubah keputusannya
tetapi tetap menekankan pentingnya pilihan yang dilakukan secara dini
dalam proses pembuatan keputusan karirnya.
Dalam kaji ulangnya terhadap teorinya, Ginzberg (1984)
menekankan kembali bahwa pilihan okupasional merupakan proses pembuatan
keputusan seumur hidup bagi mereka yang mencari kepuasan dari kerjanya.
Ini berarti bahwa mereka harus senantiasa menilai ulang bagaimana
mereka dapat meningkatkan kecocokan antara perubahan tujuan karirnya
dengan realita dunia kerja.
Telah terdapat sejumlah evidensi yang mendukung
prinsip utama dari teori ini. O’Hara dan Tiedeman (1959) menginvestigasi
keempat tahap dari periode tentative (minat, kapasitas, nilai, dan
transisi) dan menemukan bahwa tahap-tahap itu memang terjadi sesuai
dengan urutan sebagaimana diteorikan, tetapi pada usia yang lebih dini.
Studi oleh Davis, Hagan, dan Strouf (1962) dan Hollender (1967)
cenderung mendukung postulat tentang konsep perkembangan vokasional,
meskipun waktu dan urutan tahap-tahap tersebut belum sepenuhnya
didukung.
Konseptualisasi perkembangan proses pembuatan
keputusan karir tersebut sangat bertentangan dengan pendekatan
trait-and-faktor. Meskipun belum sepenuhnya teruji, tetapi teori ini
memberikan suatu deskripsi tentang suatu proses perkembangan untuk pola
perkembangan vokasional yang normal maupun menyimpang. Teori ini lebih
bersifat deskriptif daripada eksplanatori; artinya bahwa teori ini tidak
memberikan strategi untuk memfasilitasi perkembangan karir ataupun
penjelasan tentang proses perkembangannya. Tampaknya kegunaan utama dari
teori ini adalah dalam memberikan satu kerangka baru untuk melakukan
studi mengenai perkembangan karir.
Roida Ekayani (06104244047)
kalau teknik ini biasanya digunakan untuk siswa yang bermasalah dalam segi mana???
BalasHapus