Konseling Karir Mikro

Oleh : DR. Anwar Kasim, M.PSY


Konseling merupakan layanan bantuan yang ditujukan untuk meningkatkan pemahaman individu akan potensi dirinya untuk memecahkan masalah. Tolbert pada Prayitno (1993) merumuskan pengertian konseling :

Konseling adalah hubungan antar pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara konselor yang memiliki kemampuan dan konseli yang membutuhkan pemecahan masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan masa depannya.


Pembelajaran Kompetensi Konseling Karir Mikro Melalui Metode Multi Inteligensi


Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan proses hubungan antara konselor dan konseli yang terarah pada tercapainya tujuan tertentu yaitu pemecahan masalah. Untuk mencapai tujuan dalam upaya membantu, konselor menggunakan keahlian yang terlatih (kompetensi) untuk memahami berbagai permasalahan yang dihadapi konseli dan pemahaman terhadap berbagai karakteristik dan potensi yang dimiliki konseli.


Konseling karir menurut Drummond & Ryan ( 1995):
Career conseling and development are processes in which counseling activities, strategic and interventtions are used to work with people who seek help ini making career exploration, planning and transition decisions ……. in learning and working process.


Drummond & Ryan merumuskan konseling karir dan perkembangannya merupakan proses dimana kegiatan, strategi dan intervensi digunakan untuk membantu konseli dalam eksplorasi karir, perencanaan dan pengambilan keputusan karir dalam proses belajar pada lingkup sekolah dan atau dalam proses kerja. Dari rumusan tersebut terkandung makna bahwa fungsi konseling karir adalah memberikan layanan pada para konseli dalam membuat perencanaan dan pengambilan keputusan karir secara berkesinambungan berfungsi dalam lingkup lembaga kerja bahkan tren terakhir juga berfungsi pada lingkungan pasca kerja. Untuk menghadapi tren dan isu di abad 21 ini menurut Ryan peran dan strategi konselor karir tidak hanya berorientasi pada potensi konseli tetapi juga berorientasi pada kondisi globalisasi.


Kompetensi sebagai komponen utama keahlian/keterampilan profesi konselor karir merupakan wujud potensi dan aktualisasi diri dalam memberikan layanan konseling karir. Spencer & Spencer merumuskan pengertian kompetensi:


Competency is an underlying characteristic of an individual that is causally relatad to criterion – referenced effective and /or superior performance in a job or situation. ………… The underlying characteristic of an individual are knowledge, skill, motivation, traits and self concept. (1993)


Kompetensi konselor karir yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah :


   1. Kompetensi perilaku non verbal
   2. Kompetensi verbal atending
   3. Kompetensi verbal influensing
   4. Kompetensi fokus verbal
   5. Kompetensi orientasi teori
   6. Kompetensi kepribadian


Seluruh kompetensi tersebut mengacu pada taksonomi konseling karir dari Ivey. (1978)


Metode pembelajaran merupakan cara yang dipergunakan untuk memberi kemudahan bagi peserta didik mengembangkan “potensi belajar melalui materi (isi)” untuk “menemukan” dan memecahkan masalah secara aktif dan kreatif dalam suasana yang dialogis.


Howard Gardner pada Armstrong mengungkapkan bahwa setiap individu memiliki tujuh potensi inteligensi yang selanjutnya berkembang menjadi sepuluh. Pada penelitian ini digunakan delapan potensi inteligensi yang berfungsi secara kognitif dalam pemecahan masalah. Kategorisasi potensi inteligensi tersebut adalah :


   1. Inteligensi linguistik
   2. Inteligensi logika matematika
   3. Inteligensi spasial
   4. Inteligensi kinestetik tubuh
   5. Inteligensi natural
   6. Inteligensi musikal
   7. Inteligensi interpersonal
   8. Inteligensi intrapersonal


Armstrong menindaklanjuti pemikiran Howard Gardner dengan pendapatnya bahwa : “Each person possesses all inteligences and most people can develop each inteligence to an adequate level of competence.”  (1985). Selanjutnya ia merealisasikan ke delapan multi inteligensi tersebut secara metodologis :

Multiple inteligences theory opens the door to a wide variety of teaching strategies that can be easily implemented in the classroom………..and offers teachers an opportunity to develop innovative teaching strategies that are relatively new to the educational scene. ( p. 48 – 84 ).



Kategorisasi metodologi pembelajaran multi inteligensi tersebut terlihat pada taxonomi pembelajaran multi inteligensi berikut ini :


 * Linguistik
   1. Bercerita
   2. Brainstorming
   3. Tape recording
   4. Ceramah
   5. Tanya jawab
   6. Permainan kata
   
  * Logika matematika
   1. Kalkulasi mental
   2. Klasifikasi / kategorisasi
   3. Socratic question
   4. Heuristics
   5. Berpikir ilmiah


  * Spasial
   1. Presentasi visual
   2. Visualisasi
   3. Sketsa ide
   4. Gambar simbol


 
   * Natura
   1. Eksperimental innovative
   2. Presentasi visual
   3. Penelitian lapang


  * Kinestetik tubuh
   1. Dramatisasi
   2. Hands on thinking
   3. Body maps


  * Musik
   1. Penyajian irama musik
   2. Discografis
   3. Musik super memory
   4. Konsep musik
   5. Mood music


  * Inter personal
   1. Peer sharing
   2. Diskusi kelompok
   3. Board games
   4. Simulasi


  * Intra personal
   1. Refleksi diri
   2. Pilihan kegiatan
   3. Permainan emosi




Conny Semiawan menjelaskan implikasi metode multi inteligensi tesebut dalam proses pembelajaran :


Multi inteligence method can develop transferrable skills and create to solve the problems among different areas of learning comprehensively and creatively (1999).


Pendapat Conny tersebut mengungkapkan bahwa penerapan multi metode yang terintegrasi dapat mengembangkan “transferable skills” dan kreativitas dalam pemecahan masalah. Kepekaan akan “links among different areas of learning” tidak hanya terarah pada perolehan pengetahuan tetapi juga keahlian ( links of competences ) secara komprehensif.


Armstrong pun menegaskan, metode pembelajaran multi inteligensi bersifat meta model dengan muatan “broad range of stimulating to awaken the slumbering brains”. (1995). Itu berarti meta model akan merangsang ke delapan potensi inteligensi secara holistik dan integral.


Kategorisasi dimensi pengetahuan dan keterampilan konseling karir mikro yang dikembangkan dengan kemampuan inteligensi dapat berupa :


1. Pengetahuan faktual yang mendasari keterampilan konseling mikro


    * Jenis-jenis respon verbal dan karakteristik khusus pada respon verbal tersebut
    * Komponen-komponen keterampilan konseling mikro
    * Tanda / gejala emosional pada perilaku non verbal
    * Kiat khusus dari setiap orientasi teori
    * Kasus-kasus


2.  Pengetahuan konseptual


    * Prinsip dan makna yang terkandung pada setiap jenis respon verbal dan reaksi non verbal
    * Teori yang mendasari komunikasi verbal dan non verbal dalam konseling karir


3.  Pengetahuan prosedural :


    * Bagaimana menerapkan / mempraktekkan setiap jenis keterampilan
    * Pengetahuan mengenai kriteria yang menentukan ketepatan jenis keterampilan
    * Teknik mengintegrasikan antar keterampilan dll


4.  Pengetahuan meta kognitif :


    * Pengetahuan mengenai strategi menangani kasus tertentu berdasarkan orientasi teori tertentu atau dengan pendekatan eklektik
    * Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan penampilan diri.


=================


Tulisan di atas diambil dari deskripsi  teoritik makalah yang disajikan oleh DR. Anwar Kasim, M.PSY, pada acara workshop dalam rangka Kongres ABKIN XI Surabaya Tanggal 14-15 November 2009 di Hotel Satelit, Jalan Mayjen Sungkono 119 Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon untuk Komentar ANDA.........................