Ditulis Oleh : Wahid Suharmawan
1. Makna Strategi Bimbingan Karier
Strategi
bimbingan karir pada dasarnya adalah pola umum perbuatan
pembimbing-klien dalam wujud hubungan bantuan. Pembimbing menjalankan
hubungan bantuan dengan klien dalam artian bahwa ia bersedia dan
berupaya menciptakan sistem lingkungan yang kondusif atau yang
memfasilitasi perkembangan klien untuk :
a. memahami dan menilai dirinya, terutama yang menyangkut potensi dasar (bakat, minat, sikap, kecakapan dan cita-cita);
b. menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada pada diri dan masyarakatnya;
c. mengetahui lingkungan
pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dirinya serta jenis-jenis
pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk suatu bidang tertentu;
d. menemukan dan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang disebabkan oleh faktor diri dan lingkungannya; dan
e. merencanakan masa depan karir dirinya.
Dalam makna strategi bimbingan
karir di atas, sekaligus terkandung tujuan yang akan dicapai dan
penempatan siswa sebagai pelaku karir (subjek). Dalam pernyataan lain,
siswa terbantu dalam pembuatan dan pelaksanaan rencana, penilaian diri
dan lingkungannya, demi mencapai kesuksesan perjalanan hidup yang
bermakna horizontal (bagi sesamanya) dan vertikal (untuk Tuhannya).
2. Matra Sasaran Strategi Bimbingan Karier
Makna
strategi di atas menunjukkan bahwa setiap strategi bersifat
situasional; atau dalam penggunaannya bergantung pada matra sasaran
(domain) perilaku siswa yang akan dikembangkan. Berdasarkan tujuan yang
hendak dicapai, pada gilirannya matra sasaran dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. matra sasaran diri klien dengan segala karakteristik psiko-fisiknya;
b.
matra sasaran nilai-nilai (values) yang berarti ide atau gagasan
konseptual tentang derajat atau kadar kepentingan dalam kehidupan
manusia;
c. matra sasaran lingkungan efektif yang secara potensial berpengaruh terhadap diri klien;
d. matra sasaran permasalahan,
baik berupa penghambat maupun pendukung keberhasilan hidup klien dan
kemungkinan penanggulangannya; dan
e. matra sasaran perencanaan dan keputusan karier yang didasarkan atas kemampuan untuk mengelola matra sasaran (a) sampai dengan
(d).
3. Jenis Strategi Bimbingan Karier
Untuk
mencapai tujuan bimbingan karier, setiap dosen pembimbing memiliki dan
dapat menempuh strategi yang berbeda-beda; sesuai dengan latar belakang
pendidikan, keahlian dan kondisi objektif klien yang
dihadapinya.
Namun, apabila dikelompokkan seluruh strategi yang dimaksud melingkupi:
(a) strategi instruksional; (b) strategi substansial/interpersonal; dan
(c) strategi permainan.
a. Strategi instruksional merupakan bentuk penyelenggaraan
bimbingan
karir yang diintegrasikan atau dipadukan dalam pengajaran
(instruksional). Strategi ini sangat sesuai dijalankan oleh tenaga
pengajar. Strategi instruksional cenderung bersifat informatif daripada
pemrosesan informasi. Apabila kecenderungan yang terakhir dijadikan
fokus strategi, walaupun dijalankan oleh tenaga pengajar, maka dapat
diperoleh ketepatgunaannya.
Strategi ini pada dasarnya
bukanlah penyelenggaraan bimbingan karier, melainkan pengajaran
(instruksional) yang menerapkan prinsipprinsip bimbingan karir dan lebih
terfokur pada pemberian informasi karir. Strategi bimbingan karir
instruksional yang terpadu dengan pembelajaran merupakan pemrosesan
informasi karir secara klasikal atau kelompok melalui penggunaan metode
atau teknik-teknik pembelajaran, seperti :
pengajaran
unit, home room, karyawisata, ceramah tokoh/nara sumber, media audio
visual, bibliografi, pelatihan kerja, career day, wawancara, dan paket
bimbingan karier.
b. Strategi substansial merupakan bentuk penyelenggaraan
bimbingan
karier melalui hubungan interpersonal (antara pembimbing dengan klien).
Strategi ini lazim dipergunakan oleh dosen pembimbing dalam bentuk
wawancara konseling. Untuk mempergunakan starategi ini, diperlukan
penguasaan teori dan praktik konseling, di samping disiplin ilmu
penunjang yang terkait. Termasuk ke dalam strategi ini ialah teknik
genogram dan konseling karier.
1) Teknik genogram
Istilah
genogram mulai dipopulerkan oleh Rae Wiemers Okiishi (1987) dalam
tulisannya yang berjudul The Genogram as a Tool in CareerCounseling
dimuat dalam Journal of Counselling and Development,
Volume
66. Secara etimologis, genogram berarti silsilah, yaitu gambar
asal-usul keluarga klien sebanyak tiga generasi. Penggunaan teknik
genogram dilandasi oleh asumsi bahwa ada pengaruh dari orang lain yang
berarti
(significant orther) terhadap individu dalam identifikasi perencanaan
dan pemilihan karir. Konselor atau pembimbing berupaya mengidentifikasi
orang yang berarti bagi diri klien. Pada dasarnya penggunaan genogram
ini lebih merupakan teknik awal untuk memasuki konseling karir, oleh
karena itu pelaksanaannya pun bersifat individual.
Namun
tidak menutup kemungkinan, wawancara genogram dapat dipandang sebagai
proses konseling karir manakala dalam wawancara tersebut konselor
(pembimbing) menerapkan prinsip-prinsip dan teknikteknik
konseling
yang terfokus pada pemecahan masalah karir klien.Penerapan teknik
genogram ditempuh dalam tiga tahap, yaitu : (1) konstruksi genogram, (2)
identifikasi jabatan, dan (3) eksplorasi klien. Ketiga tahap tersebut
dapat dijelaskan berikut ini.
(a) Konstruksi genogram
Proses
ini merupakan tahap pertama untuk memetakan/membuat gambar silsilah
atau asal-usul keluarga klien sebanayak tiga generasi, yaitu generasi
klien, generasi oarangtua klien dan generasi kakek nenek klien. Seluruh
angota keluarga dari ketiga generasi yang diketahui oleh klien dibuat
gambarnya; konselor membuat gambar tersebut bersama-sama dengan klien.
Gambar tersebut hendaknya memberi penjelasan hal-hal penting berkenaan
dengan silsilah dari ketiga generasi klien, dengan mencantumkan tanda
atau simbol tertentu yang dapat difahami oleh konselor dan klien.
(b) Identifikasi jabatan
Pada
tahap ini konselor bersama klien berupaya menelusuri bidangbidang
pekerjaan/jabatan yang ada pada anggota keluarga dari tiga generasi itu,
termasuk usaha yang ditempuh untuk memperoleh pekerjaan/jabatan,
tingkat keberhasilan, dan konsekuensinya dalam segala aspek kehidupan
yang bersangkutan.
(c) Eksplorasi klien
Tahap
ini memfokuskan kajian terhadap diri klien agar memperoleh pemahaman
diri dan lingkungan serta dapat merencanakan karirnya. Oleh karena itu,
hal-hal yang perlu dianalisis selama wawancara genogram adalah: (1) isi
pengamatan diri klien; (2) pemahaman lingkungan/dunia kerja; (3) proses
pembuatan keputusan; modelmodel pola hidup; dan (5) model-model
okupasional. Sedangkan yang perlu didiskusikan oleh dosen pembimbing
dengan karyasiswa adalah : (1) keberhasilan-keberhasilan anggota
keluarga; (2) mobilitas anggota keluarga; (3) pengelolaan waktu; dan (4)
integritas diri.
2) Konseling karier
Ada
beberapa teknik/pendekatan konseling karier yang dapat diterapkan oleh
dosen pembimbing. John Crites (1987) mengemukakan enam pendekatan
konseling karir, yaitu: (1) trait and factor career counseling,
(2)
client-centered career counseling, (3) psychodynamic career counseling,
(4) developmental career counseling, (5) behavioral career counseling,
dan (6) comprehensive career counseling.
c. Strategi permainan, merupakan strategi alternatif
penyelenggaraan
bimbingan karir. Strategi ini berlangsung melalui permainan, yang
segaligus dalam setiap permainan dapat menjangkau beberapa matra
sasaran. Permainan adalah suatu perbuatan atau kegiatan sukarela, yang
dilakukan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu yang sudah
ditetapkan, menurut aturan yang sudah diterima secara sukarela tapi
mengikat sepenuhnya, dengan tujuan dalam dirinya sendiri, disertai oleh
perasaan tegang dan gembira, dan kesadaran lain daripada kehidupan
sehari-hari (Johan Huizinga, 1990: 39).
Definisi tersebut menyiratkan
bahwa permainan memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dengan
kegiatan dalam kehidupan yang lain. Ciri-ciri khas dimaksud adalah: (1)
permainan adalah perbuatan yang bebas, artinya permainan dapat
ditangguhkan atau dikesampingkan setiap saat; karena ia dilakukan tanpa
paksaan/tuntutan fisik apalagi kewajiban moral, sehingga permainan
melampaui jalannya proses alami; (2)
permainan
bukanlah perikehidupan yang biasa atau yang sesungguhnya; ia merupakan
suatu perbuatan keluar dari sesungguhnya, dalam suasana kegiatan yang
sementara dengan tujuan tersendiri; (3) permainan memisahkan diri dari
kehidupan biasa dalam hal tempat dan waktu, oleh karenanya ia bercirikan
tertutup dan terbatas. Ia dimainkan dalam batasbatas waktu dan tempat
tertentu, bermakna dan berlangsung dalam
dirinya
sendiri, dimulai dan berakhir pada suatu saat tententu, terdapat
variasi aktifitas, serta dapat diulangi sesuai dengan kebutuhan; (4) di
dalam ruang permainan berlaku tata-tertib tersendiri yang mutlak, oleh
karena
itu lebih bercirikan menciptakan ketertiban atau keteraturan,
penyimpangan atas aturan tersebut dapat merusak proses dan nilai
permainan.
Berdasarkan matra sasaran
bimbingan karier yang inklusif dengan tujuan yang ingin dicapai, dapat
dikelompokkan jenis-jenis permainan sebagai berikut: (1) permaianan
ekspresi dan proyeksi diri; (2) permainan pilihan dan putusan nilai; (3)
eksplorasi dan identifikasi lingkungan; (4) diskusi isu dan aturan; dan
(5) analisis gaya hidup.
1) Permainan ekspresi dan proyeksi diri
Jenis
permainan yang dapat dimasukkan ke dalam kelompok ekspresi, adalah
permainan yang berupaya mengungkapkan karakteristik, ciri atau
sifat-sifat diri pribadi secara langsung, baik dalam bentuk lisan,
tulisan
maupun gerak-gerik isyarat. Sebagai contoh: (a) siswa menuliskan
sifat-sifat dirinya yang baik dan yang buruk; (b) menuturkan keadaan
dirinya bila menghadapi suatu situasi atau mengemukakan penilaian atas
sifat-sifat diri yang dibutuhkan untuk suatu jenis pekerjaan; (c) tebaktebakan tentang keadaan diri bersama orang lain.
Jenis permainan proyeksi diri
merupakan permainan yang berupaya menyingkap tabir atau selubung yang
tersembunyi di balik ungkapan. Sebagai contoh: siswa diminta
pendapatnya, bila mereka mendapatkan
sejumlah
uang, akan dipergunakan untuk apa. Di balik pendapatnya itu tersimpul
nilai-nilai diri yang mendasari prioritas tindakan penggunaan uang.
Dapat juga dalam bentuk karangan kepada sahabat imajiner, dan atau
gambar/lukisan keadaan diri.
2) Permainan pilihan dan putusan nilai
Banyak
jenis atau metode permainan ini. Namun yang menjadi prinsip utamanya,
adalah bagaimana individu menentukan prioritas serta mengambil suatu
keputusan tindakan, yang didasarkan atas nilai-nilai yang dimilikinya.
Dalam permainan ini, klien tidak dinilai atau dievaluasi apalagi “dicap”
tertentu oleh dosen pembimbing. Permainan semata-mata dilakukan untuk
menegaskan “proses” pemilihan dan mengambil
keputusan
yang paling penting dalam hidupnya. Contoh jenis permainan ini: (a)
pilihan objek wisata dan tempat liburan yang disenangi beserta
alasannya; (b) memilih kawan berbincang dalam suatu perjamuan; dan
atau (c) mengurutkan prioritas utama orang yang perlu diselamatkan dari kecelakaan, dan sebagainya.
3) Eksplorasi dan identifikasi lingkungan
Kelompok
permainan ini mengutamakan bantuan kepada klien, agar ia mampu dan
sanggup menjelajahi dan merinci lingkungan baik pendidikan maupun
pekerjaan, yang secara potensial sesuai dengan karakteristik diri
pribadinya. Sehingga wawasan karir di masa depan, tergambar dan dapat
diambil oleh klien sebagai alternatif pilihan. Sebagai contoh: siswa
diajak untuk menganalisis satu jenis pekerjaan mengenai syarat, sarana
penunjang yang dibutuhkan, komposisi kelompok atau sektor kerja yang
sejenis, serta penentuan manfaat lain dari adanya pekerjaan itu. Contoh
lain, adalah menyimak tokoh-tokoh sukses; membandingkan perjalanan hidup
tokoh teladan dengan keadaan diri klien; kuis pesona atau menembak tamu
misteri tentang pekerjaannya, berdasarkan pertanyaan tentang
lingkungan kerja, peralatan yang dipergunakannya, dan sektor pekerjaan
yang melingkupinya.
4) Diskusi isu dan aturan
Permainan
ini dilakukan dalam bentuk diskusi, dimulai dari pemilihan dan
penentuan masalah utama (isu) atau peraturan hidup yang dihadapi siswa
atau manusia umumnya. Setelah ditentukan, beberapa siswa secara sukarela
diminta tampil sebagai pembicara yang melontarkan pendapatnya atas isu
dimaksud. Pada giliran selanjutnya ditanggapi oleh hadirin; diakhiri
dengan kesimpulan yang bersifat umpan-balik bagi kehidupannya. Walaupun
diskusi, namun masih tetap dalam kerangka permainan yang bersifat tegang
atau gembira, dengan tidak melupakan ciri-ciri permainan di atas tadi.
5) Antisipasi/prediksi gaya hidup
Hal
ini merupakan jenis permainan yang menekankan analisis atau terawangan,
cita-cita yang diangankan akan masa depan kehidupan siswa, keluarga
maupun pekerjaan dan keadaan dirinya, berdasarkan pengelolaan informasi
diri dan lingkungan, nilai serta permasalahan yang dihadapi sekarang
ini. Sebagai contoh: siswa dapat menuturkan citacitanya, kemudian
ditanggapi oleh siswa lain atau dosen pembimbing. Tanggapan itu yang
memungkinkan siswa penutur melakukan pertimbangan, mengungkapkan alasan
keadaan dirinya sekarang. Contoh lain adalah siswa menentukan pilihan
jenis serta sifat orang yang sekiranya dapat menolong dirinya di saat
diperlukan dalam menghadapi kemelut hidup.
Daftar Pustaka
Amin Budiamin. (1990). Penyuluhan Karir. Bandung: Publikasi Jurusan PPB
FIP IKIP.
Crites, John O. (1981). Career Counseling; Models, Methods and Materials.
New York: McGraw-Hill Book Com.
Healy, Charles G. (1982). Career Development; Counseling Through the
Life Stages. Massachusets, Atlantic Avanue, Bo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon untuk Komentar ANDA.........................